ANALISIS KONTRASTIF KLAUSA RELATIF BAHASA INDONESIA DAN BAHASA JEPANG SERTA IMPLIKASINYA BAGI PENGAJARAN BIPA

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh data bahwa pemelajar BIPA asal Jepang mengalami kesulitan dalam menguasai materi klausa relatif bahasa Indonesia karena perbedaan struktur dengan B1. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan perbandingan klausa relatif bahasa Indonesia dan Jepang berdasarkan (...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Yulia Yulian, - (Author)
Format: Academic Paper
Published: 2019-08-26.
Subjects:
Online Access:http://repository.upi.edu/41246/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Penelitian ini dilatarbelakangi oleh data bahwa pemelajar BIPA asal Jepang mengalami kesulitan dalam menguasai materi klausa relatif bahasa Indonesia karena perbedaan struktur dengan B1. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan perbandingan klausa relatif bahasa Indonesia dan Jepang berdasarkan (1) peranan nomina inti dalam klausa relatif, (2) peranan nomina inti dalam klausa utama, (3) jenis klausa relatif, dan (4) menyusun urutan materi pedagogis sebagai implikasi pembelajaran. Penelitian ini perlu dilakukan karena dengan memperbandingkan struktur B1 dan B2, pengajar dapat membantu pemelajar mengatasi kesulitannya. Pendekatan teoretis yang digunakan adalah analisis kontrastif dan pendekatan metodologisnya adalah kualitatif deskriptif. Sumber data penelitian ini adalah berita dan artikel dari kedua bahasa dengan datanya berupa klausa relatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan peranan nomina inti dalam klausa relatif, strategi perelatifan yang digunakan kedua bahasa berbeda, yakni strategi pronomina relatif yang untuk BI dan strategi gap untuk BJ. BI hanya dapat merelatifkan fungsi Subjek dan Pemilik secara langsung, sedangkan BJ dapat merelatifkan semua fungsi. Unsur lingual yang menyertai KRBI adalah pemarkah yang dan demonstrativa ini/itu, sedangkan dalam KRBJ tidak ditemukan. Berdasarkan peranan nomina inti dalam klausa utama, KRBI dan KRBJ dapat memperluas semua fungsi dalam kalimat utama. Berdasarkan jenisnya, KRBI dan KRBJ sama-sama dapat memenuhi fungsi restriktif dan nonrestriktif, tetapi tipe klausa relatifnya berbeda, yakni posnominal (KRBI) dan prenominal (KRBJ). Sementara itu, materi pedagogis yang disusun menghasilkan urutan materi sebagai berikut: (1) kegunaan perluasan dengan yang, (2) fungsi perluasan dengan yang, (3) konjungsi yang dan urutan kata, (4) pembentukan bentuk aktif yang, (5) pembentukan bentuk pasif di- dengan yang, (6) pembentukan bentuk pasif persona dengan yang, dan (7) pengenalan bentuk bebas yang. Adapun saran cara penyampaian materi tersebut adalah dengan menggunakan pendekatan kognitif. ;--Indonesian learners of Japanese are having difficulty in mastering Indonesian relative clause due to the differences in structure L1 and L2. This research aims to describe the contrast of the relative clauses of Indonesian and Japanese based on (1) the role of the head in relative clauses, (2) the role of head in the main clauses, (3) word order and types, and (4) organizing pedagogical materials sequence for pedagogical use. The research is conducted to help the the teacher overcome their learners difficulties by contrasting the structures of L1 and L2. This research uses a contrastive analysis approach and a qualitative descriptive methodological approach. Data in the form of relative clauses were collected from published news and articles in both of languages. The results show that based on the role of the head in the relative clause, the relativization strategy used by the two languages is different, namely the relative pronouns strategy for Indonesian and the gap strategy for Japanese. Indonesian can only relativize the Subject and Posessor directly, while Japanese is able to relativize all functions. Indonesian relative clause have lingual elements such as the yang relative marker and the ini/itu pronouns. Such lingual elements are not found in Japanese. Based on the role of head in the main clause, both Indonesian and Japanese relative clause are able to expand all functions in the main sentence. Based on types, Indonesian is a posnominal type while Japanese is a prenominal type. Both Indonesian and Japanese have the restrictive and nonrestrictive functions. The pedagogical materials arranged produces the following sequences: (1) the use of yang forms, (2) the functions of yang forms, (3) the markers and word order, (4) the formation of yang active forms, (5) the formation of yang passive (di-), (6) the formation of yang passive (persona), and (6) the introduction of yang free forms. The pedagogical use of those sequences are developed within the framework of a broadly cognitive approach.
Item Description:http://repository.upi.edu/41246/8/S_IND_1504995_Title.pdf
http://repository.upi.edu/41246/9/S_IND_1504995_Chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/41246/3/S_IND_1504995_Chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/41246/4/S_IND_1504995_Chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/41246/5/S_IND_1504995_Chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/41246/6/S_IND_1504995_Chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/41246/7/S_IND_1504995_Appendix.pdf