ANALISIS KONTRASTIF STRATEGI TINDAK TUTUR FUMAN HYOUGEN BAHASA JEPANG DAN BAHASA INDONESIA

Selama hidup, manusia pasti pernah merasakan ketidakpuasan terhadap manusia lainnya. Maka dari itu, mengungkapkan ketidakpuasan merupakan hal yang wajar. Ungkapan ketidakpuasan merupakan tindakan face thretening act (FTA), sehingga manusia pasti menggunakan suatu strategi untuk mengungkapkannya. Dib...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Dhaniza Anandriana, - (Author)
Format: Academic Paper
Published: 2019-08-27.
Subjects:
Online Access:http://repository.upi.edu/41532/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Selama hidup, manusia pasti pernah merasakan ketidakpuasan terhadap manusia lainnya. Maka dari itu, mengungkapkan ketidakpuasan merupakan hal yang wajar. Ungkapan ketidakpuasan merupakan tindakan face thretening act (FTA), sehingga manusia pasti menggunakan suatu strategi untuk mengungkapkannya. Dibandingkan dengan orang Indonesia yang cenderung terbuka dengan dengan perasaannya, orang Jepang cenderung lebih tertutup dan menghindari konflik. Maka dari itu penggunaan strategi tindak tutur ungkapan ketidakpuasan bisa jadi berbeda di kedua negara karena dilandasi dengan adanya perbedaan budaya. Maka dari itu penelitian ini membahas tentang strategi tindak tutur fuman hyougen atau ungkapan ketidakpuasan yang digunakan oleh penutur Jepang dan penutur Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan penggunaan strategi tindak tutur mengeluh pada orang Jepang dan orang Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode destriptif. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah menggunakan angket DCT. Berdasarkan pengumpulan data didapat 68 orang responden Indonesia dan 75 orang responden Jepang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persamaan tindak tutur fuman hyougen dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia yaitu kedua penutur cenderung merasa segan terhadap senior. Kemudian, yang menjadi perbedaannya yaitu ketika meminta ganti rugi penutur Jepang cenderung meminta langsung, sedangkan penutur Indonesia meminta ganti rugi secara tidak langsung.
Item Description:http://repository.upi.edu/41532/1/S_JEP_1403970_Title.pdf
http://repository.upi.edu/41532/2/S_JEP_1403970_Chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/41532/3/S_JEP_1403970_Chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/41532/4/S_JEP_1403970_Chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/41532/5/S_JEP_1403970_Chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/41532/6/S_JEP_1403970_Chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/41532/7/S_JEP_1403970_Appendix.pdf